Situasi di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, kembali memanas epictoto setelah ribuan massa memilih bertahan hingga larut malam. Aksi demonstrasi yang awalnya berlangsung tertib berubah menjadi perhatian serius aparat keamanan, terutama ketika arus kendaraan di ruas Jalan Gatot Subroto dan sekitarnya mulai tersendat. Dampak paling signifikan terjadi pada akses lalu lintas tol dalam kota, khususnya arah Cawang, di mana delapan gerbang tol resmi ditutup untuk mencegah kemacetan lebih parah.
Ribuan Massa Tak Mau Bubarkan Diri
Sejak sore hari, massa sudah mulai berkumpul di depan kompleks DPR. Mereka datang dari berbagai daerah dengan tujuan menyuarakan tuntutan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat kecil. Meski aparat keamanan telah berulang kali meminta agar massa membubarkan diri, sebagian besar memilih bertahan. Beberapa kelompok bahkan mendirikan tenda darurat serta melakukan orasi bergantian di sekitar pagar gedung DPR.
Keputusan massa untuk bertahan ini membuat situasi di Jalan Gatot Subroto dan sekitarnya lumpuh. Kendaraan yang ingin melintas terpaksa mencari jalur alternatif karena ruas jalan utama sudah dipenuhi oleh kerumunan demonstran.
baca juga: wanita-di-mataram-pura-pura-temukan-janin-bayi-ternyata-ibu-kandungnya
8 Gerbang Tol Ditutup Sementara
Sebagai langkah antisipasi, pihak Jasa Marga bersama kepolisian menutup delapan gerbang tol dalam kota arah Cawang. Penutupan ini dilakukan untuk mencegah antrean panjang kendaraan yang berpotensi menimbulkan kericuhan di sekitar lokasi. Adapun gerbang tol yang ditutup meliputi:
-
Gerbang Tol Semanggi
-
Gerbang Tol Slipi 1
-
Gerbang Tol Slipi 2
-
Gerbang Tol Tanjung Duren
-
Gerbang Tol Senayan
-
Gerbang Tol Pejompongan
-
Gerbang Tol Palmerah
-
Gerbang Tol Bendungan Hilir
Dengan adanya penutupan ini, arus kendaraan dialihkan menuju jalur alternatif seperti Jalan Sudirman, Rasuna Said, dan arteri Pancoran. Namun, kepadatan tetap tidak terhindarkan karena volume kendaraan meningkat di luar jalur tol.
Aparat Keamanan Perketat Pengawasan
Ribuan aparat gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk menjaga keamanan di sekitar kawasan Senayan. Mereka menutup akses langsung menuju DPR dengan pagar kawat berduri, mobil barikade, hingga kendaraan taktis. Drone juga terlihat mengawasi dari udara untuk memantau pergerakan massa.
Meski demikian, suasana masih terpantau kondusif. Aparat menegaskan tidak akan mengambil langkah represif selama aksi berjalan damai. Namun, mereka juga sudah menyiapkan skenario pengamanan jika situasi memburuk.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Penutupan delapan gerbang tol ini tidak hanya berdampak pada kemacetan lalu lintas, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi. Banyak pekerja yang terjebak macet berjam-jam dan terlambat pulang ke rumah. Beberapa pengemudi ojek online juga mengeluh karena sulit mendapatkan pesanan akibat terhambat akses jalan.
Para pelaku usaha di sekitar Senayan hingga Slipi juga mengaku merugi karena pelanggan enggan datang akibat jalanan yang ditutup. Aktivitas perkantoran pun ikut terganggu, terutama perusahaan yang berada di jalur Gatot Subroto.
Massa Berencana Menginap
Informasi yang beredar menyebutkan sebagian massa berniat menginap di sekitar DPR hingga tuntutan mereka didengar. Hal ini membuat aparat terus bersiaga ekstra. Beberapa posko darurat didirikan oleh para demonstran untuk menyiapkan logistik berupa makanan dan minuman.
Pengamat politik menilai aksi ini berpotensi berkepanjangan jika tidak segera ada dialog antara perwakilan massa dengan pihak pemerintah maupun DPR. Ketidakjelasan komunikasi dianggap menjadi salah satu pemicu massa memilih bertahan.
Penutup
Situasi di depan Gedung DPR saat ini menjadi sorotan nasional. Ribuan massa yang bertahan membuat arus lalu lintas di Jakarta lumpuh, terutama dengan ditutupnya delapan gerbang tol dalam kota arah Cawang. Aparat keamanan berusaha menjaga situasi tetap kondusif, namun masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah dialog agar aksi ini tidak terus meluas.
sumber artikel: www.slotxogclub99.com
